Kelenjar liur pada bayi sebenarnya sudah aktif sejak ia masih berada di dalam rahim. Namun, orang tua biasanya baru menyadari kinerja dan keberadaan kelenjar liur bayi, saat Si Kecil mulai meneteskan air liur. Kemudian tidak jarang Bunda yang merasa khawatir air liur yang keluar berlebihan.
Bayi banyak mengeluarkan air liur, sebenarnya suatu hal yang wajar terjadi, lantaran belum bisa menelan dan menahan keluarnya air liur. Selain itu, ada pula faktor lain yang memengaruhinya, misalnya proses pertumbuhan gigi, yang menyebabkan bayi lebih banyak mengeluarkan air liur.
Meski tidak berbahaya, keluarnya air liur berlebih pada bayi bisa berakibat munculnya rasa tidak nyaman, menyebabkan ruam kulit, bahkan bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius pada bayi.
Penyebab Bayi Berliur Berlebihan
Berikut beberapa alasan bayi banyak mengeluarkan banyak air liur.
- Pertumbuhan Gigi
Bayi mulai tumbuh gigi biasanya terjadi saat usianya menginjak 3-6 bulan. Normalnya pada waktu ini bayi mengalami pertumbuhan gigi sehingga air liur keluar. Bila hal ini terjadi ibu tak perlu khawatir karena ini masih tergolong normal. - Kelainan Saraf
Bayi yang
lahir dengan kelainan saraf seperti cerebral palsy lebih cenderung untuk mengeluarkan air liur berlebih, sebab bayi dengan kondisi ini tidak memiliki kemampuan untuk menutup mulut dan menelan ludah dengan baik.
- Refluks
Kelebihan air liur juga bisa disebabkan karena refluks. Bayi yang mengalami refluks lebih rentan mengeluarkan air liur karena terasa sulit untuk menelan. Hal ini dipengaruhi oleh sensasi perih dan panas akibat asam lambung di tenggorokan bayi.
Kondisi medis lain yang meningkatkan produksi air liur, bisa juga dikarenakan bayi mengalami infeksi pada bagian leher seperti radang tenggorokan dan amandel yang mengakibatkan gangguan saat menelan, reaksi alergi, hingga kondisi yang lebih berat seperti tumor kelenjar ludah.
Tips Menangani Bayi Banyak Berliur
Menghadapi bayi banyak mengeluarkan air liur mungkin membingungkan, terutama bagi ibu baru. Namun Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mempermudah penanganannya:
- Mengubah posisi tidur menyamping
Air liur yang berlebih saat tertidur bisa menggenang pada tenggorokan bayi, dan menyebabkan batuk, kondisi ini juga bisa ditandai dengan adanya bising napas tambahan yang menyerupai dengkuran saat bayi terlelap. Hal ini bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan bayi saat sedang tertidur. Tidurkan bayi pada posisi miring, dengan begitu air liur akan mengalir dari tenggorokan. - Segera bersihkan air liur
Agar kulit bayi tetap aman dari ruam akibat sering dan banyaknya air liur yang mengalir keluar dan menempel pada mulut bayi, sebaiknya Bunda membiasakan diri untuk rajin mengelap area mulut yang berliur dengan kain lembut yang bersih dan kering. Kemudian ganti juga pakaiannya segera, bila mulai tampak basah dengan air liur. - Memberikan bayi mainan gigi yang dingin
Bila nampaknya air liur terlihat terus mengalir karena ada gigi yang tumbuh, Bunda bisa mencoba memberi sesuatu yang dingin pada area gusi bayi. Misalnya mainan gigit, atau lap basah yang sudah didinginkan (jangan sampai beku). Rasa dingin akan membantu mengurangi nyeri yang dirasakannya. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi keluarnya air liur. Jangan lupa untuk mengeringkan kembali mulut bayi sesudahnya.
Umumnya berliur pada bayi merupakan tanda dari adanya perkembangan yang normal. Namun, sebaiknya perhatikan lagi apabila apabila air liur yang keluar dirasa berlebih selama lebih dari 6 bulan atau bahkan setelah semua gigi tumbuh Jika Bunda khawatir hal itu merupakan gejala kondisi tertentu, atau bila muncul ruam pada kulit Si Kecil karena air liur, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
Dikutip dari: alodokter.com